Pengaruh Cerita Ramayana Terhadap
Masyarakat Asia
Kita
tentu pernah mendengar atau mengetahui cerita Ramayana. Cerita ini
berisi
petualangan Rama untuk merebut kembali istrinya, Sinta,
yang
dipaksa untuk menjadi istri Rahwana. Dari peristiwa tersebut, untuk mendapatkan
Sinta kembali, terjadilah perang besar untuk menghancurkan raja Rahwana. Cerita
petualangan Rama itu diadaptasi dari cerita Indian Ramayana oleh Valmiki. Cerita ini sangat populer di wilayah Asia sehingga sering
kali digubah dan menghasilkan berbagai versi cerita Rama. Pada tulisan ini akan membahas sejarah keberadaan cerita Ramayana dan Mahabarata di Asia, khususnya di
Indonesia.. Selain itu, akan dilihat persebaran cerita ini dan pengaruhnya bagi
masyarakat Asia
Cerita Ramayana berasal
dari India. Cerita ini telah menempuh perjalanan dari India ke Asia sejak permulaan
abad di zaman Kristen. Ramayana memencar melalui tiga rute: melalui darat, rute
utara membawa cerita dari Punjab dan Kashmir ke Cina, Tibet, dan Turki Timur;
melalui laut, rute selatan membawa cerita dari Gujarat dan India Selatan ke
Jawa, Sumatra dan Malaysia; dan melalui darat pula, rute timur membawa cerita
dari Bengal ke Burma, Thailand dan Laos. Vietnam dan Kamboja memeroleh sebagian
cerita dari Jawa dan sebagian dari India melalui rute timur.
Berdasarkan pemaparan di atas,
terlihat bahwa cerita Ramayana menyebar dari India ke seluruh
Asia, yaitu
di China, Tibet, Turki Timur, Vietnam, Jawa, Malaysia, Kamboja, Thailand, Laos,
dan Burma. Dilihat dari isi dan kualitasnya, cerita-cerita tersebut dibagi
menjadi dua, yaitu, cerita berdasarkan versi Valmiki, dan cerita bukan versi Valmiki.
Cerita berdasarkan versi Valmiki berada di China, Tibet, Vietnam, Jawa, Kamboja,
Laos, dan Thailand. Sedangkan cerita berdasarkan versi bukan Valmiki berada di
Turki Timur, Malaysia, Burma. Cerita berdasarkan versi bukan Valmiki ini mengenalkan
karakter baru, episode baru, dan tahapan baru. Kehadiran Valmiki di Asia
membuka kontak antara Asia dan Hindu Asia Utara, tempat Valmiki Ramayana
dibuat.
Sebagian negara di
Asia, kecuali China, menunjukkan mengenai pilihan mereka tentang cerita versi
bukan Valmiki dan mencampurkannya dengan kesenian mereka, tarian, dan drama. Di
Vietnam misalnya, Cerita Ramayana di Vietnam berkembang pada masa
kerajaan Champa yaitu pada abad ke-7 M. Cerita Ramayana digubah menurut lokalitas kerajaan Champa. Kerajaan Champa
dideskripsikan sebagai kerajaan Alenka dan kerajaan Annam sebagai kerajaan
Dasarata. Dengan kata lain, cerita Ramayana yang tersebar di Asia disesuaikan dengan kebudayaan serta kearifan lokal
setempat. .
Cerita Ramayana di Indonesia sendiri berkembang pada abad ke-9 M hingga
masa kerajaan Majapahit. Cerita itu diketahui sejak Jawa Kuno di dalam puisi lama dan
dalam ukiran dua candi, salah satunya Candi Prambanan di Jawa Tengah, yang
dibangun sekitar abad ke-9, dan yang lainnya adalah Candi Panataran di Jawa
Timur beberapa Masehi setelahnya. Banyak bagian penting di episode ini yang
dipahat di batu bangunan candi tersebut. Cerita Ramayana berkembang pesat pada masa
Majapahit. Umumnya pokok cerita di seluruh wilayah Indonesia sama. Namun, terkadang
ditemukan perbedaan besar dalam variasi cerita, terutama dalam hal hubungan
antar pelaku.
Terdapat tiga varian cerita Ramayana di Indonesia, yaitu
Kakawin Ramayana, Carit Ramayana, dan
Serat Kanda. Kakawin Ramayana tidak mengikutsertakan bagian pertama dan terakhir
buku Valmiki. Akan tetapi, secara keseluruhan Kakawin Ramayana mengikuti versi Valmiki. Dalam Carit Ramayana memasukkan bagian
terakhir buku Valmiki. Dalam cerita ini juga diceritakan asal mula Rahwana. Di Serat Kanda, kisah Ramayana diadaptasi oleh kaum muslim di Jawa. Kisau ini memiliki
kemiripan dengan kisah Adam dari Mekah. Di Semenanjung Malaya dan Sumatra
terdapat cerita Ramayana yaitu Hikayat
Sri Rama. Cerita ini memiliki kesamaan dengan Serat Kanda.
Ada
beberapa pertimbangan mengapa cerita asli diubah “keasliannya”. Itu merupakan
persetujuan perubahan “Serat Rama” yang dikenal di seluruh Jawa, atau Ramayana
dalam Jawa Kuna yang diubah dalam versi Yogyakarta. Seperti kita ketahui,
cerita Rama dibawa ke Indonesia oleh orang Hindu, secara fakta ada dua
perbedaan sumber cerita yang sudah diubah di tempat aslinya, India. Di sana, cerita ini dikenal dengan Ramayana versi Valmiki dan versi
populer. Kedua versi ini ditemukan saat perjalanan orang-orang Hindu saat di
Indonesia.
Keberadaan
cerita Ramayana boleh jadi memiliki
perjalanan kesejarahan yang panjang serta dibawa bersamaan dengan munculnya
kebudayaan Hindu dari India ke Nusantara. Dalam perjalanannya tersebut, tentu terdapat persinggungan kebudayaan yang unik antara
India dengan Nusantara atau bahkan dengan Asia. Keunikan tersebut dibuktikan
dengan munculnya berbagai versi pada masa awal persebaran cerita Ramayana dari India ke berbagai daerah
di Asia hingga Nusantara. Kemunculan versi-versi yang berbeda dapat digunakan
untuk melihat persinggungan budaya antara India dan daerah-daerah lain
yang menggubah atau menyadur cerita Ramayana.
Saat
penyebaran cerita ini, terdapat kontak sejarah kebudayaan yang cukup erat
antara agama Hindu di Asia dan di India. Persebaran cerita
Ramayana tentu tidak dapat dipisahkan
dengan agama Hindu dan Budha dari India ke berbagai daerah di Asia. Cerita Ramayana sendiri merupakan bagian dari
khazanah kesusastraan Hindu. Walaupun demikian, pendeta-pendeta Budha juga
menggunakan cerita Ramayana untuk
menyebarkan agama Budha ke berbagai daerah di Asia. Tentu saja, cerita Ramayana yang disebarkan oleh penganut
Hindu dan Budha memiliki perbedaan dan cerita tersebut disesuaikan untuk
kepentingan penyebaran agama itu sendiri.
Tidak
hanya pengaruh agama, saat
penyebaran cerita ini, terdapat pula kontak sejarah kebudayaan yang cukup erat
antara agama Hindu di Asia dan di India. Kontak ini meliputi seluruh elemen
yang ada dalam kehidupan, khususnya nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita
Ramayana. Ramayana
telah memainkan peran penting dalam proses perpindahan dan penyebaran elemen
Hindu dari India ke negara-negara di Asia. Nilai-nilai
Hindu selalu terlihat di mana pun kisah Valmiki diadopsi oleh negara-negara di
Asia. Namun, nilai-nilai Hindu ini diserap dengan memperhatikan budaya asli
negara itu. Jika nilai itu tidak bertentangan akan diambil, sedangkan jika
nilai itu bertentangan akan dibuang.
SUMBER:
Desai, Santosh N. 1970. “Ramayana-An
Instrument of Historical Contact and Cultural Transmission Between India and
Asia” The Journal of Asian Studies. Vol.
30, No. 1 (Nov., 1970), hlm. 5–20. Diunduh dari http://www.jstor.org/stable/2942721
pada 20/09/2011 05:16.
Terimakasihh
BalasHapusCasino Review - Play at Leander, OK Casino
BalasHapusCasino Review: Leander, OK 실시간라이브바카라 Casino 벳 인포 스포츠 토토 분석 is rated 4.3 out 토토 먹튀 of 5 by 온라인 포커 our members and 42% of them said: "liked it". Rating: 4.3 · 뭐 먹지 룰렛 Review by Omar Khadir