Peci seringkali diidentikan dengan agama Islam. Namun pada kenyataannya, peci bukan merupakan ajaran agama. Itu hanyalah tradisi yang kemudian dianggap sebagai simbol agama.
Misteri di balik tradisi berpeci ini diangkat Ben Sohib dalam novelnya yang berjudul The Da Peci Code. Jika kita melihat judulnya, sekilas kita akan teringat dengan buku karangan Dan Brown yang berjudul The Da Vinci Code. Namun jangan salah, The Da Peci Code tidak ada hubungan dengan novel tersebut.
Novel The Da Peci Code merupakan salah satu karya Ben Sohib. Beberapa tulisannya berupa puisi, cerpen dan feature, pernah dimuat Sinar Harapan, Pelita, dan Hai. Ben Sohib adalah penerjemah lepas untuk sejumlah penerbit. Beliau dilahirkan pada 22 Maret 1967 di Jember. Kini Ia bersama istri dan seorang anak perempuannya menetap di Jakarta.
Novel terbitan Rahat books ini berkisah tentang konflik antara Rosid, seorang lelaki keturunan arab berambut kribo, dengan ayahnya, Mansur al-Gibran. Mansur berkeras menyuruh Rosid mencukur rambut kribonya agar bisa memakai peci putih, tapi Rosid menolak. Ia beranggapan bahwa peci bukan merupakan ajaran agama, melainkan tradisi leluhur.
Berbagai cara ditempuh Mansyur untuk memaksa Rosid memakai peci putih, dari membawanya ke pertemuan al-Gibran hingga ke orang pintar. Mansyur mengira anak laki-lakinya itu terkena aliran sesat sehingga tidak mau memakai peci putih. Konflik semakin bertambah karena Rosid menjalin hubungan dengan Delia yang berbeda agama.
Ben Sohib menceritakan kisah ini dengan gaya lugas. Ia mengangkat topik sederhana tentang peci dengan gaya penceritaan yang menarik. Deskripsi latar yang sangat baik membuat pembaca terenyuh dengan cerita. Cerita ini sangat menarik untuk dibaca karena dikemas dengan humor khas anak muda Jakarta yang kritis juga romantis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar