Dia berteriak dengan keras, "Serigala! Ada Serigala!"
Orang-orang terkejut dan datang berlarian ke padang rumput tempat anak gembala menggembalakan dombanya.
"Di mana? Di mana?"
Melihat orang-orang datang, si anak gembala malah tertawa terahak-bahak.
"Hahahaha, kalian tertipu!"
Orang-orang desa yang tertipu merasa marah. Mereka pun kembali pulang dengan hati kesal.
Beberapa hari kemudian, anak gembala berteriak dengan kencang lagi,
"Serigala! Ada serigala!"
Kali ini orang-orang pun datang lagi, tetapi tidak menemukan serigala di mana-mana.
"Dasar kamu pembohong, pasti nanti kena batunya!"
Beberapa hari kemudian, serigala benar-benar muncul.
Anak gembala berteriak, "Serigala! Serigala memakan semua dombaku. Kali ini benar-benar ada serigala."
Namun, penduduk desa tidak ada yang datang. Setelah ditipu berkali-kali, mereka tidak percaya lagi. Akhirnya, semua domba anak gembala dimakan serigala.
Dongeng ini begitu bagus bagi saya. Cerita sederhana yang sarat akan makna. Melalui cerita ini, pendengar dapat memahami bahwa berbohong itu merupakan perilaku yang tidak terpuji. Terkadang orang berbohong untuk menutupi kesalahan atau kekurangannya. Lama-kelamaan berbohong menjadi sesuatu yang dianggap wajar dan selalu dilakukan. Padahal apabila kita sekali berbohong akan berakibat pada banyak hal.
1. Sekali kamu berbohong, kamu tidak akan dipercaya.
2. Apabila kamu berbohong, maka orang tidak akan menghargaimu.
3. Sekali berbohong, akan ada kebohongan-kebohongan selanjutnya.
4. Berdosa. Sekecil apapun kebohongan yang kita lakukan, Allah akan mengetahui dan mencatatnya. Astagfirullah
Jadi, mari kita selalu berkata jujur, biar sepahit apapun kenyataan yang ada :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar